سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
pernah mendengar [Umar bin Al Khaththab] diatas mimbar berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan, Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.” ( H. R Bukhari )
Makna Hadis:
1. Setiap Perbuatan Tergantung Niatnya
→ Perbuatan seseorang akan dinilai berdasarkan niatnya, bukan hanya berdasarkan bentuk lahiriyahnya. Jika niatnya baik dan ikhlas karena Allah, maka amalnya diterima sebagai ibadah. Sebaliknya, jika niatnya bukan karena Allah, maka amal itu tidak bernilai di sisi-Nya.
2. Setiap Orang Mendapat Balasan Sesuai dengan Niatnya
→ Seseorang hanya akan mendapatkan pahala sesuai dengan apa yang diniatkannya. Jika niatnya untuk Allah dan akhirat, maka ia akan mendapat pahala. Namun, jika niatnya untuk dunia, maka ia hanya mendapatkan dunia dan tidak mendapat pahala akhirat.
3. Contoh dalam Hijrah
→ Rasulullah memberikan contoh tentang hijrah. Ada orang yang hijrah demi Allah dan Rasul-Nya, tetapi ada juga yang hijrah karena ingin mendapatkan keuntungan duniawi atau menikahi seorang wanita. Meskipun secara lahir mereka sama-sama berhijrah, namun nilai hijrah mereka berbeda sesuai dengan niat masing-masing.
Pelajaran dari Hadis Ini:
Niat adalah inti dari setiap amal dalam Islam.
Keikhlasan sangat penting dalam setiap ibadah.
Amal yang tampak sama bisa memiliki nilai yang berbeda tergantung niatnya.
Hadis ini menjadi dasar dalam hukum Islam, bahwa suatu perbuatan sah atau tidaknya tergantung pada niatnya.