“Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat kepada seseorang pada hari Kiamat. Puasa berkata, ‘Ya Tuhan, aku telah menghalanginya makan dan melampiaskan syahwatnya di siang hari. Karena itu, berilah dia syafaat.’ Al-Qur’an juga berkata, ‘Aku menghalanginya tidur di malam hari, maka berilah dia syafaat.’ Lalu syafaat keduanya diterima oleh Allah.”
(HR. Ahmad dengan sanad yang shahih)
Penjelasan Hadis
Hadis ini menjelaskan tentang keutamaan dua amalan utama, yaitu puasa dan Al-Qur’an, yang akan menjadi syafaat bagi orang yang mengamalkannya dengan baik di hari Kiamat. Berikut adalah beberapa poin penting dalam hadis ini:
1. Puasa sebagai Syafaat
Puasa merupakan ibadah yang mengajarkan kesabaran dan pengendalian diri. Dalam hadis ini, puasa akan berkata kepada Allah, “Aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkan aku memberi syafaat untuknya.”
Hal ini menunjukkan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu.
Orang yang benar-benar menjaga puasanya dengan ikhlas akan mendapatkan syafaat di hari Kiamat.
2. Al-Qur’an sebagai Syafaat
Al-Qur’an juga akan memberikan syafaat bagi orang yang rajin membacanya dan mengamalkannya. Dalam hadis ini, Al-Qur’an berkata, “Aku menghalanginya dari tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafaat untuknya.”
Ini menunjukkan keutamaan orang yang senantiasa membaca, menghafal, dan mengamalkan Al-Qur’an, terutama di waktu malam seperti dalam shalat tahajud.
Al-Qur’an bukan hanya sekadar bacaan, tetapi juga petunjuk hidup yang harus diterapkan dalam keseharian.
3. Allah Menerima Syafaat Keduanya
Hadis ini ditutup dengan pernyataan bahwa Allah mengabulkan syafaat dari puasa dan Al-Qur’an. Ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk:
Berpuasa dengan penuh keikhlasan, baik puasa wajib maupun sunnah.
Memperbanyak membaca, menghafal, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Hadis ini memberikan pelajaran bahwa amalan yang dilakukan dengan istiqamah dan penuh keikhlasan akan menjadi penolong di akhirat. Oleh karena itu, kita harus terus berusaha untuk menjaga puasa dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup agar kelak mendapatkan syafaat di hari Kiamat.