Pada Ahad, 11 Agustus 2024, santri LKSA Panti Asuhan ‘Aisyiyah Kabupaten Nganjuk menghadiri pengajian Ahad pagi Fajar Mubarok yang berlangsung di SMA Muhammadiyah Nganjuk. Pengajian ini dihadiri oleh Ustadz H. Abdul Basith dari Majelis Tabligh PWM Jawa Timur. Dalam ceramahnya, Ustadz Abdul Basith membawakan kisah tentang penjaga kebun buah yang jujur serta peternak kambing yang menunjukkan kejujuran dan integritas. Beliau juga menekankan pentingnya integritas melalui cerita tentang Khalifah Umar bin Khattab yang bertemu dengan seorang penggembala kambing yang jujur. Sebagai pentup pengajian beliau menyampaikan tafsir dari Quran Surat Ar-Ra’du (Surat ke-13) ayat 17 berbunyi:
“هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَسَالَتۡ أَوۡدِيَةُۢ بِقَدَرِهَا فَٱحۡتَمَلَ ٱلسَّيۡلُ زَبَدٗا رَّابِيٗاۖ وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيۡهِ فِي ٱلنَّارِ ٱبۡتِغَآءَ حِلۡيَةٍ أَوۡ مَتَٰعٖ زَبَدٞ مِّثۡلُهُۥۚ كَذَٰلِكَ يَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡحَقَّ وَٱلۡبَٰطِلَۚ فَأَمَّا ٱلزَّبَدُ فَيَذۡهَبُ جُفَآءٗۖ وَأَمَّا مَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ فَيَمۡكُثُ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ كَذَٰلِكَ يَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ”
Artinya:Dia-lah yang menurunkan air dari langit, lalu mengalir air itu menurut ukurannya ke lembah-lembah; maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil. Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
Ayat ini mengandung perumpamaan tentang kebenaran dan kebatilan. Kebenaran diibaratkan seperti air yang bermanfaat, sedangkan kebatilan diibaratkan seperti buih yang mengambang di permukaan air, yang pada akhirnya akan hilang dan tidak berguna.